Terimakasih, Ayah!

Suatu hari Ayah membeli beberapa lembar multipleks. Lalu beliau membuat coret-coretan di kertas. Entah gambar apa.

Lalu setelah itu, setiap sore sampai malam sepulang kerja, beliau asyik dengan menggergaji dan memasang paku di multipleks itu. Kadang sampai jauh malam masih terdengar ketukan palunya.

Entah berapa lama itu terjadi, hingga suatu kali benda yang dibuatnya sudah jadi. Dicat warna putih.

Lalu, dipanggilnya aku. ''Ini untukmu. Hadiah juara kelas ya''. Benda itu adalah meja belajar merangkap rak buku. Aku senang bukan main. Begitulah cara Ayah mengekspresikan cintanya. Tak banyak kata yang beliau ucapkan, tapi mencintai kita dalam diamnya.

Meja belajar itu hadiah rangking 1 ketika aku kelas 2 SMP (sekitar 1983), dan terus menemaniku belajar hingga aku diwisuda S1.

Kini meja belajar itu masih ada bersamaku. Ia menyaksikan semua episode dalam hidupku. Dan menjadi bukti kecintaan Ayah kepadaku, putri sulungnya....


Catatan untuk ayahku
H. Berry Machmudsjah
*terima kasih, Pap*
TERBARU :

Data Visitor